Dear Tebing & Rayya
dokumen pribadi |
Kenyataannya,
membesarkan Tebing tidak sama dengan membesarkan Rayya. Karakter kalian begitu
berbeda. Pada diri Tebing, ada sifat Bunda yang begitu kental. Pada diri Rayya,
ada sifat Ayah yang begitu pekat. Ayah dan Bunda tidak dibesarkan dalam kultur
keluarga yang sama.
Ayah beri tahu kalian,
membangun keluarga sesungguhnya proses menciptakan kultur baru melalui
negosiasi. Bukan mengembangkan kultur keluarga Bunda, bukan pula mematenkan
kultur keluarga Ayah. Tidak ada lagi keluarga Ayah, tidak ada lagi keluarga
Bunda. Hanya ada keluarga kita: Ayah, Bunda, Tebing, dan Rayya. Kelak, kalian
akan menciptakan kultur kalian sendiri. Namun, kalian tidak perlu pusing
memikirkannya saat ini. Akan datang masanya, tapi tidak sekarang.
Ajari saja Ayah dan
Bunda cara memahami kalian. Dengan begitu, Ayah dan Bunda bisa membesarkan
kalian dengan cara yang bisa kalian nikmati. Tentu saja, dalam proses itu,
tentu kita akan menghadapi berbagai persoalan sampai kita benar-benar menemukan
formula yang tepat.
Seperti membuat sebuah masakan,
kita berempat adalah tim pemasak. Semua yang ada pada diri kita adalah bahan. Campuran
dari bahan-bahan yang ada pada diri kita akan menciptakan rasa masakan yang
nikmat. Namun, kita memerlukan komposisi yang tepat. Jangan sampai keasinan,
kemanisan, keasaman, apalagi kepahitan. Sebelum kita menemukan komposisi yang
tepat, tentu kita akan mendapati keempat rasa tersebut dalam masakan kita.
Ingatkan Ayah, jika
sebagai pemasak, Ayah menyebabkan rasa yang tidak enak pada hidangan kita.
Barangkali Ayah memilih bahan yang kurang tepat sehingga rasa masakan kita jadi
tidak enak. Jangan lupa ingatkan Ayah dengan dua buku resep pegangan kita: Al
Quran dan Sunnah.
Masakan yang kita olah
itu yang akan menjadi masakan kita, kultur kita. Jika sampai saat kalian untuk
menciptakan kultur keluarga kalian sendiri-sendiri, pengalaman memasak kita
akan menjadi bahan-bahan yang bisa kalian gunakan. Pilihlah bahan yang
benar-benar baik, buanglah bahan yang sekiranya kurang pas dengan bahan yang
dibawa pasangan kalian kelak.
Saat itu, Ayah dan Bunda
tidak akan mencampuri kehidupan kalian lagi. Ayah dan Bunda hanya akan menjadi
penonton saja yang sesekali meneriakkan yel-yel dari pinggir lapangan agar
kalian tidak kehilangan semangat. Kami tidak akan memcampuri proses memasak
yang akan kalian lakukan bersama pasangan kalian masing-masing.
Jika hal itu Ayah
lakukan, sama saja dengan memproklamirkan kegagalan dalam membesarkan kalian.
Ayah tidak ingin gagal membesarkan kalian menjadi pribadi-pribadi mandiri yang
tidak perlu bergantung pada siapa pun dan apa pun kecuali pada dua buku resep
yang telah diwariskan dari suri tauladan kita, Nabi Muhammad: Al Quran dan
Sunnah. Gigit itu dengan kedua geraham kalian, hingga maut menjemput.
Kalau kalian besar
nanti, tolong tunjukkan surat ini, jika suatu hari Ayah mencampuri proses
memasak kalian dengan pasangan kalian masing-masing.
Bunga, 12/11/2014